Salam Pergerkan

Sabtu, 20 Maret 2021

Perempuan Mahardhika Nawal El Saadawi




Nawal El Saadawi bukanlah nama yang asing lagi bagi masyarakat sastra di Indonesia. Nawal El Saadawi adalah seorang tokoh perempuan Mesir terkemuka, sosiolog, dokter dan penulis militan yang konsisten berbicara dalam isu-isu masalah perempuan khususnya perempuan di dunia Arab. Beliau adalah tokoh perempuan pertama di Mesir era modern yang berani menentang penindasan perempuan di dunia Arab khususnya Mesir, atau kita mengenalnya dengan sebutan feminis. Beliau seorang penulis produktif terkenal di dunia, dan sudah banyak tulisannya yang menjadi inspirasi , baik di Timur maupun di Barat. Ia telah menulis lebih dari 40 buku fiksi dan non fiksi. Ia merupakan salah satu penulis yang karyanya paling banyak di terjemahkan kedalam dua bahasa dunia.

Nawal El Saadawi ini lahir di Kafr Tahla, sebuah desa kecil di tepi sungai Nil di Utara Kairo Mesir, pada tahun 1931. Dia menentang ajaran dan budaya yang cenderung mengecualikan perempuan. Nawal El Saadawi adalah anak tertua dari Sembilan bersaudara. Ayahnya seorang sarjana perguruan tinggi pada tahun 1937 dan ditunjuk sebagai Pengawas Umum Pendidikan untuk Provinsi Minufia di daerah Delta di Utara Kairo. Ibunya pernah diajar di sekolah-sekolah Perancis oleh ayahnya yang menjadi Direktur Umum Rekrutasi Tentara. Ibunya meninggal pada saat berusia 25 tahun kemudian di susul ayahnya. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan di Kementrian Pendidikan yang berjuang melawan kekuasaan Raja di Inggris. Karena ayahnya terlibat dalam melawan kekuasaan Raja di Inggris, ayahnya diasingkan di sebuah kota kecil di Delta Sungai Nil dan pemerintah menghukumnya dengan tidak mempromosikan dirinya selama 10 tahun. Dari sang ayahnya inilah, Saadawi belajar menjadi seorang yang maju dan berani. Ayahnya mengajarkan kepada putrinya supaya menghormati diri sendiri dan menyuarakan pemikirannya. Kemudian kedua orang tuanya meninggal, dan itu mengharuskan Sadari untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Saadawi telah menempuh pendidikan yang luar biasa, bahkan tidak sedikit gelar yang telah ia dapatkan. Riwayat pendidikan Nawal El Saadawi diantaranya, yaitu:
a. Tahun 1949, masuk sekolah kedokteran di Universitas Cairo Medical School.
b. Tahun 1955, lulus dari Universitas Cairo Medical School, khusus bidang psikiatri dan mendapatkan gelar MD, setelah itu dia berlatih sebagai dokter medis selama dua tahun.
c. Tahun 1963-1972, belajar di Universitas Columbia di New York. Selain itu, pada masa itu Saadawi juga bekerja untuk pemerintahan Mesir sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
d. Tahun 1966, mendapatkan gelar Master di bidang Kesehatan masyarakat.

Dari belajarnya di Universitas Columbia New York. Nawal El Saadawi memiliki lebih dari sepuluh gelar doktor kehormatan. Banyak penghargaannya meliputi Great Minds of the Twentieth Century Prize yang dianugerahkan oleh American Biographical Institute pada tahun 2003, Hadiah Utara-Selatan dari Dewan Eropa dan Premi Internacional Catalunya pada tahun 2004. Baru-baru ini dia adalah penerima di Amerika Serikat Penghargaan Fonlon- Nichols Asosiasi Sastra Afrika, yang diberikan setiap tahun kepada seorang penulis Afrika untuk mendapatkan keunggulan dalam penulisan kreatif dan kontribusi terhadap perjuangan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.

Beberapa karya novel dari tulisannya yang kontroversi, baik yang berupa fiksi, semisal “God Dies by the Nile”, “The Hidden Face of Eve”, “Two women in Love”, “Memoirs of a Lady Doctor”, “Death Ex Minister”, “The Chant of the Children Circle”, “Women at Point Zero”, “A Moment of Truth”, dan “Little Sympathy”. Atau non fiksi adalah sebagai berikut, “Women in the Arab”, “Women and Sex”, “Women and Psychological Conflict” dan “Memoirs of Women`s Prison”, Gagasan yang radikal sehingga sering menggoyahkan stabilitas masyarakat dan membuat gusar penguasa baik sekuler maupun agama.

Karya-karya fiksinya dibaca di seluruh dunia, bertema perjuangan perempuan melawan rezim otoriter dan partriarki di Mesir, tapi juga sebuah metafor untuk seluruh negeri dan tempat di mana perempuan diperlakukan sewenang-wenang dan kebebasannya dirampas. Feminisme bagi Nawal merupakan sebuah praktik. Pada tahun 1981 Nawal El Saadawi terbuka mengkritik kebijakan Presiden Anwar Sadat kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Karya-karya nya mengundang kontroversi, diserang, disensor, tapi terus menginspirasi kaum perempuan. Nawal melawan penindasan terhadap perempuan yang terjadi berdasarkan kelas dan jenis kelamin. Ia tidak pernah menyerah dan terus menangani isu yang terkait dengan perempuan dalam lingkup sosial maupun politik, seperti pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga dan fundamentalisme agama.

Karyanya “Woman and Sex” mengkritik mutilasi alat kelamin bayi atau anak perempuan, yang dikenal sebagai sunat perempuan. Ia juga mengkritik cara pandang laki-laki Arab terhadap perempuan dan seks, sehingga menyebabkannya kehilangan pekerjaan sebagai direktur institusi kesehatan masyarakat di Mesir. Ia terkenal sebagai pelopor melawan sunat perempuan, yaitu pemutilasian alat kelamin bayi atau anak perempuan akibat tradisi dan tafsir agama yang patriarkal. Sebagaimana terungkap dalam otobiografinya, “Daughter of Isis”, Nawal telah disunat pada usia 6 tahun. Selama 50 tahun ia berkampanye melawan sunat perempuan setelah merasakan sendiri kerusakan fisik akibat mutilasi tersebut, meskipun dilarang oleh pemerintah Mesir. Bukan hanya itu, Nawal aktif menentang pernikahan di bawah umur yang masih subur di kalangan masyarakat kelas menengah Mesir. Baginya, ekstremisme agama adalah ancaman terbesar bagi kebebasan perempuan saat ini.

“Bukan berarti orang hidup dengan kesederhanaan tidak bisa apa-apa, melainkan dari situlah tercipta orang-orang yang luar biasa”
(Nawal El Saadawi)


Penulis: Elis Yulfatul Khusnah
Editor: Suratno


Referensi:
Niswatul,Binti.(2018).Konsep Feminisme Perspektif Nawal El Saadawi. Diakses pada 14 Maret 2021 (17.14), dari http://digilib.uinsby.ac.id/22488/1/Binti%Niswatul%20Mufidah_E01213116.ppdf
Kulsum,Ummi (2017).Membongkar Budaya Patriarkhi Melalui Sastra. Jurnal Lentera kajian Keagamaan, keilmuan dan Teknologi Volume 3, Nomor 1, March 2017. Diakses pada 14 Maret 2021 (19.03), dari https://media.neliti.com/media/publications/177268-ID-nawal-el-saadawi - membongkar-budaya-patri.pdf
Nawal El Saadawi-Aktivis Feminis dari Mesir. Diakses pada 14 Maret 2021 (19.09), dari https://biografi.kamikamu.co.id/nawal-el-saadawi aktivis-feminis-dari-mesir/

Adopsi Pemikiran Feminisme oleh Nawal El Saadawi dan Pengaruh dalam Revolusi Mesir 2011. Diakses pada 14 Maret 2021(19.14), dari http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/1635/BAB%20IV.pdf sequence=6& isAllowed=y
Literasi Nawal El Saadawi untuk Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan.(2017). Diakses pada 14 Maret 2021 (19.19), dari https://www.dewimagazine. om/news-art/literasi-nawal-el- saadawi-untuk-memperjuangkan-hak-hak perempuan

Tidak ada komentar:

PMII KOTA SALATIGA, KOMISARIAT DJOKO TINGKIR, RAYON MATORI ABDUL DJALIL (MAD) GELAR DOA BERSAMA BAGI KORBAN LAKA DI EXIT TOL BAWEN

Ahad (24/09/2023) pukul 13.00 Rayon Matori Abdul Djalil (MAD) menggelar doa bersama atas musibah yang menimpa korban pada Laka Exit Tol Bawe...