Salam Pergerkan

Selasa, 06 April 2021

Muktamar Pemikiran Dosen IKA PMII


gambar: ANTARANEWS.COM

IKA PMII menyelenggarakan Mukhtar Pemikiran Dosen,  “Blue Print Indonesia Emas” yang dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/4). Pehelatan ini di hadiri oleh dosen-dosen dari seluruh cabang IKA PMII se-Indonesia. Mereka adalah para pemikir, ahli dan guru besar. 

Hadir juga dalam kegiatan tersebut beberapa tokoh nasional diantaranya, K.H Akhmad Mukhowam (ketua umum IKA PMII) , Gus Jazil, Gus Abdul Halim Iskandar, Gus Muhaimin Iskandar, Ida Fauziah dan juga Dr. Sonny Harry B Harmadi (Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia/ Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19). Beberapa hal yang dibicarakan dalam Mukhtamar tersebut di antaranya adalah tantangan terkait “Tantangan Format Indonesia Emas Tahun 2045”.

Berdasarkan data geografi Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2020, mencapai 270,20 juta jiwa, dengan luas daratan Indonesia sebanyak 141 jiwa per KM², sedangkan selama 2010-2020, rata-rata pertumbuhan penduduk indonesia sebesar 1,25 persen. Jumlah Penduduk tercatat di Jawa Barat sebesar 48,27 juta orang, di susul Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara,  jumlah penduduk terendah tercatat di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 0, 70 juta orang, namun secara konsentrasi penduduk terbanyak masih di jawa. Dengan jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih banyak. Sedangkan komposisi penduduk Indonesia 28% adalah generasi Z (lahir tahun 1997-2012), generasi milenial 25, 85% generasi milenial. Menurutnya, tahun 2020-2024 merupakan puncak bonus demografi. Dalam prespektif sejarah, memungkinkan indonesia bisa berjaya di tahun 2045 menurut siklus 7 abad, pada tahun 7 indonesia berjaya melalui Kerajaan Sriwijaya, abad 14 Indonesia berjaya dengan Majapahit dan harapan itu bisa saja terjadi di abad 21. Namun, yang menjadi catatan adalah tingkat minat sekolah di SMA dan Perguruan Tinggi masih rendah, menariknya adalah siswa dan mahasiswa berprestasi rata-rata adalah perempuan.

Bonus demografi akan berhasil apabila dapat di manfaatkan dengan mentranformasikan bonus demografi menjadi menjadi bonus kesejahteraan. Bonus demografi yang berhasil memiliki ciri-ciri:
  • Peningkatan jumlah Jumlah Tenaga Kerja Produktif
  • Penumpukan kekayaan Berlebih
  • Meningkatnya kualitas SDM yang baik
Jika melihat pada komposisi penduduk di Indonesia Pemimpin di Indonesia Emas adalah usia 0-19 Tahun. Maka pendidikan pandemi harus di desain sebaik mungkin karena pemimpin kita saat indonesia emas adalah harus orang yang terpelajar, bukan hanya yang pendidikan dan prestasi tinggi namun mereka yang mampu memanfaatkan knowledge mereka untuk lebih produktif dan kreatif. Nah, tantanganya adalah mereka ini termasuk dalam generasi Z, maka mereka adalah generasi yang terkena population preasure dan kompitisi yang tinggi. Sehingga mereka tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan yang lain. Mereka memang pintar, cerdas, kreatif, inovatif namun cenderung individual dan tidak memiliki karakter yang kuat. Siapa orang-orang yang memilili karakter di masa depan? tentu teman-teman pesantren memiliki peran yang sangat kuat di dalam membangun karakter yang kuat, sehat dan menyehatkan, berperadaban yang unggul yaitu nasionalisme yang menonjol di dukung dengan karakter budaya yang kuat. 

Semua itu akan sedikit terhambat jika pendidikan di Indonesia mengalami, 3 hal dibawah ini:
  • Potensi Penurunan Pendidikan Anak
  • Strategi Pendidikan Digital Dan Non Digital
  • Memastikan anak tidak putus sekolah 
(Dr. Sonny Harry B Harmadi, Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia/ Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19

Permasalahan-permasalahan tersebut rata-rata banyak di alami oleh anak yang tinggal di pedesaan utamanya daerah tertinggal dan terisolasi. Maka, pembangunan desa menjadi sangat penting, karena secarageografis menurut kementrian dalam negeri jumlah desa di Indonesia 74.961, sementara dari aspek kewilayahan 91% wilayah indonesia itu ada di desa, sementara berdasarkan hasil dari sensus penduduk di tahun 2020, 43% itu ada di desa, dari data tersebut dapat di perkirakan bahwa pembangunan desa berkontribusi sebesar 74% terhadap keberhasilan tujuan pembangunan nasional. Maka ada 3 yang harus menjadi fokus, untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045:
  • Kualitas penduduk disektor pendidikan dan kesehatan
  • Keterbukaan lapangan pekerjaan yang produktif dengan mengembangkan keahlian tenaga kerja.
  • Program kerja samadengan perguruan tinggi dengan tri dharma di Perguruan Tinggi dan KEMENDESA PDTT dalam payung Merdeka Belajar untuk desa.
(Gus Abdul Halim Iskandar Menteri PDT Dan Transmigrasi

Hal yang serupa juga di sampaikan oleh Ibu Ida Fauziah (Menteri Tenaga Kerja). Menurutnya, Indonesia akaan maju di 2045 dengan catatan, peningkatan SDM, Infrastruktur memadai, serta karakter bangsa yang kuat. Pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat besar sebagai kasta tertinggi dan puncak dari pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam dunia kerja serta mampu melakukan riset inovatif yang siap rilis, untuk mendorong pembangunan ekonomi. Dalam paparanya beliau juga mengatakan bahwa pada tahun 2024 merupakan puncak produktivitas generasi mahasiswa, maka masa depan Indonesia sangat di tentukan generasi hari ini. 

Ketua Umum IKA PMII K. H Drs. Akhmad Mukhowam yang juga merupakan wakil ketua MPR mengajak seluruh elemen untuk merumuskan Indonesia Emas versi NU, dalam artian NU punya grand desain sendiri  sehingga peristiwa orde baru tidak terulang, kiasanya tidak tertinggal di landasan saat pesawat lepas landas.

Dari pemikiran-pemikiran tersebut, maka PMII harus segera berbenah dengan berbagai keterbatasan dan kekuatan SDM yang ada. Tidak boleh hancur gara-gara, politik praktis dan politisasi ketika pemilihan Cabang ataupun Komisariat. Eskalasi perubahan PMII tidak boleh terfokus untuk proyeksi politik. Jika itu di lakukan maka secara struktural dari atas sampai bawah akan hancur, belum lagi realitas tentang permasalahan aktor legal-formal hanya sekedar menerima SK lalu di jadikan kredit politik. Maka dimana letak tradisi Ilmiah, tradisi paradigmatik, tradisi kultural. Tradisi-tradisi itu yang tidak boleh hilang, banyak fenomena- fenomena mahasiswa terpapar virus radikalisme, yang masuk kampus melalui LDK dan Organisasi-organisasi eksternal lainya yang merupakan dagangan atas nama globalisasi. Tapi kita patut bersyukur karena kita tergabung dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama yang senantiasa selalu menjaga dan melestarikan tradisi.

Gerakan ekonomi bisa dihantamkan oleh rezim, gerakan politik dapat di putuskan tapi gerakan kultural merupakan realitas dari kesejarahan yang akan terus tumbuh dan ada. Pemikiran intelektual ialah pemikiran analitis inovatif yang berkembang atas realitas dimana dunia itu merupakan empiristik dari ruang kesadaran, kita boleh mimpi dalam satu ruangan secara sama tapi ketetapan menetapkan mimpi intelektual tidak sama dengan mimpi politisi. 

Sekali lagi, gerakan kultural merupakan realitas dari kesejarahan yang akan terus tumbuh dan ada. Salam pergerakan...

Sumber: TV Nahdlatul Ulama 
Penulis: Suratno 


Sabtu, 20 Maret 2021

Perempuan Mahardhika Nawal El Saadawi




Nawal El Saadawi bukanlah nama yang asing lagi bagi masyarakat sastra di Indonesia. Nawal El Saadawi adalah seorang tokoh perempuan Mesir terkemuka, sosiolog, dokter dan penulis militan yang konsisten berbicara dalam isu-isu masalah perempuan khususnya perempuan di dunia Arab. Beliau adalah tokoh perempuan pertama di Mesir era modern yang berani menentang penindasan perempuan di dunia Arab khususnya Mesir, atau kita mengenalnya dengan sebutan feminis. Beliau seorang penulis produktif terkenal di dunia, dan sudah banyak tulisannya yang menjadi inspirasi , baik di Timur maupun di Barat. Ia telah menulis lebih dari 40 buku fiksi dan non fiksi. Ia merupakan salah satu penulis yang karyanya paling banyak di terjemahkan kedalam dua bahasa dunia.

Nawal El Saadawi ini lahir di Kafr Tahla, sebuah desa kecil di tepi sungai Nil di Utara Kairo Mesir, pada tahun 1931. Dia menentang ajaran dan budaya yang cenderung mengecualikan perempuan. Nawal El Saadawi adalah anak tertua dari Sembilan bersaudara. Ayahnya seorang sarjana perguruan tinggi pada tahun 1937 dan ditunjuk sebagai Pengawas Umum Pendidikan untuk Provinsi Minufia di daerah Delta di Utara Kairo. Ibunya pernah diajar di sekolah-sekolah Perancis oleh ayahnya yang menjadi Direktur Umum Rekrutasi Tentara. Ibunya meninggal pada saat berusia 25 tahun kemudian di susul ayahnya. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan di Kementrian Pendidikan yang berjuang melawan kekuasaan Raja di Inggris. Karena ayahnya terlibat dalam melawan kekuasaan Raja di Inggris, ayahnya diasingkan di sebuah kota kecil di Delta Sungai Nil dan pemerintah menghukumnya dengan tidak mempromosikan dirinya selama 10 tahun. Dari sang ayahnya inilah, Saadawi belajar menjadi seorang yang maju dan berani. Ayahnya mengajarkan kepada putrinya supaya menghormati diri sendiri dan menyuarakan pemikirannya. Kemudian kedua orang tuanya meninggal, dan itu mengharuskan Sadari untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Saadawi telah menempuh pendidikan yang luar biasa, bahkan tidak sedikit gelar yang telah ia dapatkan. Riwayat pendidikan Nawal El Saadawi diantaranya, yaitu:
a. Tahun 1949, masuk sekolah kedokteran di Universitas Cairo Medical School.
b. Tahun 1955, lulus dari Universitas Cairo Medical School, khusus bidang psikiatri dan mendapatkan gelar MD, setelah itu dia berlatih sebagai dokter medis selama dua tahun.
c. Tahun 1963-1972, belajar di Universitas Columbia di New York. Selain itu, pada masa itu Saadawi juga bekerja untuk pemerintahan Mesir sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
d. Tahun 1966, mendapatkan gelar Master di bidang Kesehatan masyarakat.

Dari belajarnya di Universitas Columbia New York. Nawal El Saadawi memiliki lebih dari sepuluh gelar doktor kehormatan. Banyak penghargaannya meliputi Great Minds of the Twentieth Century Prize yang dianugerahkan oleh American Biographical Institute pada tahun 2003, Hadiah Utara-Selatan dari Dewan Eropa dan Premi Internacional Catalunya pada tahun 2004. Baru-baru ini dia adalah penerima di Amerika Serikat Penghargaan Fonlon- Nichols Asosiasi Sastra Afrika, yang diberikan setiap tahun kepada seorang penulis Afrika untuk mendapatkan keunggulan dalam penulisan kreatif dan kontribusi terhadap perjuangan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi.

Beberapa karya novel dari tulisannya yang kontroversi, baik yang berupa fiksi, semisal “God Dies by the Nile”, “The Hidden Face of Eve”, “Two women in Love”, “Memoirs of a Lady Doctor”, “Death Ex Minister”, “The Chant of the Children Circle”, “Women at Point Zero”, “A Moment of Truth”, dan “Little Sympathy”. Atau non fiksi adalah sebagai berikut, “Women in the Arab”, “Women and Sex”, “Women and Psychological Conflict” dan “Memoirs of Women`s Prison”, Gagasan yang radikal sehingga sering menggoyahkan stabilitas masyarakat dan membuat gusar penguasa baik sekuler maupun agama.

Karya-karya fiksinya dibaca di seluruh dunia, bertema perjuangan perempuan melawan rezim otoriter dan partriarki di Mesir, tapi juga sebuah metafor untuk seluruh negeri dan tempat di mana perempuan diperlakukan sewenang-wenang dan kebebasannya dirampas. Feminisme bagi Nawal merupakan sebuah praktik. Pada tahun 1981 Nawal El Saadawi terbuka mengkritik kebijakan Presiden Anwar Sadat kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Karya-karya nya mengundang kontroversi, diserang, disensor, tapi terus menginspirasi kaum perempuan. Nawal melawan penindasan terhadap perempuan yang terjadi berdasarkan kelas dan jenis kelamin. Ia tidak pernah menyerah dan terus menangani isu yang terkait dengan perempuan dalam lingkup sosial maupun politik, seperti pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga dan fundamentalisme agama.

Karyanya “Woman and Sex” mengkritik mutilasi alat kelamin bayi atau anak perempuan, yang dikenal sebagai sunat perempuan. Ia juga mengkritik cara pandang laki-laki Arab terhadap perempuan dan seks, sehingga menyebabkannya kehilangan pekerjaan sebagai direktur institusi kesehatan masyarakat di Mesir. Ia terkenal sebagai pelopor melawan sunat perempuan, yaitu pemutilasian alat kelamin bayi atau anak perempuan akibat tradisi dan tafsir agama yang patriarkal. Sebagaimana terungkap dalam otobiografinya, “Daughter of Isis”, Nawal telah disunat pada usia 6 tahun. Selama 50 tahun ia berkampanye melawan sunat perempuan setelah merasakan sendiri kerusakan fisik akibat mutilasi tersebut, meskipun dilarang oleh pemerintah Mesir. Bukan hanya itu, Nawal aktif menentang pernikahan di bawah umur yang masih subur di kalangan masyarakat kelas menengah Mesir. Baginya, ekstremisme agama adalah ancaman terbesar bagi kebebasan perempuan saat ini.

“Bukan berarti orang hidup dengan kesederhanaan tidak bisa apa-apa, melainkan dari situlah tercipta orang-orang yang luar biasa”
(Nawal El Saadawi)


Penulis: Elis Yulfatul Khusnah
Editor: Suratno


Referensi:
Niswatul,Binti.(2018).Konsep Feminisme Perspektif Nawal El Saadawi. Diakses pada 14 Maret 2021 (17.14), dari http://digilib.uinsby.ac.id/22488/1/Binti%Niswatul%20Mufidah_E01213116.ppdf
Kulsum,Ummi (2017).Membongkar Budaya Patriarkhi Melalui Sastra. Jurnal Lentera kajian Keagamaan, keilmuan dan Teknologi Volume 3, Nomor 1, March 2017. Diakses pada 14 Maret 2021 (19.03), dari https://media.neliti.com/media/publications/177268-ID-nawal-el-saadawi - membongkar-budaya-patri.pdf
Nawal El Saadawi-Aktivis Feminis dari Mesir. Diakses pada 14 Maret 2021 (19.09), dari https://biografi.kamikamu.co.id/nawal-el-saadawi aktivis-feminis-dari-mesir/

Adopsi Pemikiran Feminisme oleh Nawal El Saadawi dan Pengaruh dalam Revolusi Mesir 2011. Diakses pada 14 Maret 2021(19.14), dari http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/1635/BAB%20IV.pdf sequence=6& isAllowed=y
Literasi Nawal El Saadawi untuk Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan.(2017). Diakses pada 14 Maret 2021 (19.19), dari https://www.dewimagazine. om/news-art/literasi-nawal-el- saadawi-untuk-memperjuangkan-hak-hak perempuan

Jumat, 12 Maret 2021

Upaya dan Peran PMII Membentuk Karakter Indonesia-islami
 Oleh: Henrik



    Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, keberagaman Indonesia bisa terlihat dari banyaknya suku, agama, ras, budaya, bahasa dan adat istiadat. Kesemuanya ini dapat disatukan dalam semboyan bangsa yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Pluralisme tidak dapat dipisahkan dari bangsa ini, pluralisme begitu melekat dan terikat kepada setiap masyarakat khususnya dalam keyakinan beragama. Para pendiri bangsa (The Founding Of Father) menyadari sepenuhnya bahwa bangsa Indonesia memiliki sebuah keberagaman, sehingga diperlukan sesuatu yang mendasar dan dapat dijadikan sebagai simbol pemersatu bangsa. maka atas kesadaran akan keberagaman itulah tercipta sebuah dasar Negara yang diberi nama “Pancasila”. Dalam Pancasila terdapat lima sila, kelimanya memiliki keterkaitan dan hubungan yang kuat sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

    Sebagai Negara yang berketuhanan, seperti yang tertera dalam sila pertama Pancasila. Indonesia mengakui adanya tuhan yang esa, untuk itu segala bentuk Atheisme, penolakan terhadap tuhan tidak diterima oleh bangsa Indonesia. Seperti kata Gus Dur: “Indonesia adalah Negara beragama bukan Negara agama”, dari pernyataan ini sudah jelas bahwa Indonesia adalah Negara yang memiliki keberagaman agama, bukan satu agama saja (tunggal). Untuk itu, menjaga keberagaman beragama ini sangat penting demi keutuhan sebuah bangsa. Persoalan agama begitu sensitif dan kadang kala mudah menuai perpecahan yang berdampak negatif bagi keadaan bangsa. Isu-isu terkait persoalan agama, perbedaan cara pandang, berbeda keyakinan hingga perbedaan paradigma berpikir dapat menjadi suatu konfilk jika tidak disikapi dengan baik. Sebagai makhluk sosial, kesadaran dalam bertindak menjadi titik terang bagi sebuah perbedaan, kesadaran bahwa didunia ini kita masih membutuhkan satu sama lain, sehingga perlunya usaha untuk menjaga silaturahmi dengan saling menghormati dan menghargai adalah sikap bijak untuk dihadapkan `dengan perbedaan. Toleransi menjadi sikap yang harus ditanamkan dalam tiap individu warga Negara beragama, karena sikap ini memberikan rasa aman dan nyaman. Tidak memaksakan kehendak kelompok yang satu terhadap kelompok agama yang lain atau tidak merasa kelompoknya paling benar merupakan sikap toleransi sebenarnya. 

    Setiap kader atau anggota PMII harus menjadi representasi dari muslim muda Indonesia, memberikan contoh tasamuh, moderat, tawazzun dan keadilan bagi lingkungan disekelilingnya. Hal ini juga bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang membawa dan memberikan rahmat bagi alam dunia, cinta kedamaian serta jauh dari sikap radikalisme, yang banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan agama Islam. Untuk itu, peranan warga pergerakkan sangat sentral, selain menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia sebagai sebuah Negara, kader PMII juga menjadi banteng pertahanan bagi agama Islam. 

    Indonesia-islami tidak mengandung arti bahwa sistem pemerintahan atau semua peraturan perundang-undangan bangsa ini harus berdasarkan Islam sepenuhnya, bukan berarti Negara dengan sistem khilafah boleh ditegakkan di Indonesia. Secara eksplisit, Indonesia-islami adalah menerapkan sikap dari nilai-nilai keislaman tanpa ada sikap mengancam, intoleran dan radikal. Dalam hal ini, masyarakat PMII dapat menjadi contoh teladan (uswatun hasanah) bagi golongan yang lain dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Persepsi nilai-nilai Islam dapat dijadikan dasar dalam setiap sikap, ucapan ataupun tindakan, yang sepenuhnya diwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Nabi Muhammad saw. dan Allah SWT.

    Kontribusi warga PMII dalam membentuk karakter Indonesia-islami sangat diperlukan. Mengapa demikian? Karena organisasi ini berada dalam ruang lingkup perguruan tinggi yang tentunya setiap anggota yang terlibat didalamnya adalah seorang mahasiswa. Mahasiswa merupakan sebuah nama yang diberikan kepada anak-anak yang sedang menempuh pendidikan di sebuah Universitas. Tetapi lebih daripada itu, mahasiswa bukan hanya sekedar nama, tetapi terselubung makna yang sakral didalamnya. Mahasiswa merupakan orang-orang yang akan memberikan perubahan bagi bangsa ini. Karena intelektualitas yang dimilikinya merupakan modal atau asset penting yang sangat diperlukan bagi sebuah bangsa di masa mendatang.

    Mahasiswa Nahdliyin yang tergabung dalam organisasi PMII juga merupakan bagian dari mahasiswa, memiliki peran serta tujuan yang sama sebagai seorang mahasiswa. Dalam hal ini, peran kuat PMII sebagai seorang mahasiswa lebih khusus kepada mengimplementasikan atau menerapkan nilai-nilai islam yang sesuai aswaja dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja ini juga sudah tertuang dalam tujuan PMII sebagai sebuah organisasi yaitu “terbentuknya muslim Indonesia yang bertaqwa, berbudi luhur, cakap, bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangan cita-cita kemerdekaan Indonesia”. 

    Jika menelisik lebih dalam lagi tujuan PMII tersebut, tentu pembentukan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa akan memberikan efek terhadap keadaan bangsa juga. Intelektual serta memiliki rasa tanggung jawab untuk mengamalkan ilmunya tidak sematamata dalam lingkup PMII saja, tetapi sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai seorang mahasiswa. Saya menyakini sepenuhnya bahwa tujuan ini akhirnya untuk membentuk keadaan, karakter serta sikap moralitas bangsa Indonesia-islami, dimana didalamnya terkandung nilai-nilai islam yang jujur, taqwa, toleransi dan nilai keislaman yang lain sebagai prilaku dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bebegara. 

    Dalam membentuk karakter bangsa yang menerapkan nilai-nilai islami didalamnya, kader atau anggota PMII juga bisa langsung berhadapan dengan problematika sosial bangsa. Sebagai anak muda juga dikenal dengan generasi milenial, kesempatan dan peluang untuk terjun dalam lingkup sosial tentu sangat besar. Tentu dengan landasan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan kaidah-kaidah aswaja, sangat mudah dalam mencapai tujuan untuk membentuk karakter bangsa yang islamiyah. Contoh yang banyak terjadi, kader atau anggota PMII nanti bisa saja tergabung sebagai anggota dewan, masuk dalam badan hukum bahkan menjadi kepala Negara sekalipun. Hal ini tidak mustahil terjadi, mengingat setiap anggota PMII dibekali dengan sikap-sikap keorganisasian, intelektual, serta pemahaman terhadap masalah-masalah sosial. Dengan ini pula, memudahkan terbentuknya bangsa yang islami dengan menjadi public figure yang baik dan senantiasa melaksanakan tanggungjawabnya yang didasari oleh nilai-nilai islamiyah.

    Setiap kekuasaan tidak ada yang kekal dan abadi, pada waktunya kekuasaan akan berganti dengan wajah baru, semangat baru, inovasi dan kreativitas baru. Daun-daun lama yang sudah kering akan berguguran, digantikan dengan daun baru yang lebih hijau, yang kokoh untuk menopang angin, menahan derasnya hujan, dan bertahan dalam teriknya panas matahari. Daun baru inilah yang dimaknai sebagai generasi muda, penerus bangsa yang akan menjalankan kekuasaan pemerintahan pada masa berikutnya. Untuk itu, kader PMII sebagai salah satu dari generasi muda yang berintelektual, berpikir dan bertindak dengan asas dasar aswaja mempunyai kesempatan yang sama dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Dalam menuju Indonesia-islami, kader dan anggota PMII harus tetap konsisten dalam bergerak, mendukung sepenuhnya hal-hal yang condong kepada rakyat banyak, menjalankan motto dzikir, fikir, dan amal shaleh serta senantiasa menerapkan nilai-nilai keislaman dalam lingkup pendidikan, berbangsa dan bernegara.

Selasa, 09 Maret 2021

Women's day, bersama sahabati Ema Siti Rohayati Demisioner Pengurus KOPRI PKC PMII Jawa Tengah


WEBINAR Rayon Matori Abdul Djalil


SahabatMAD. Setiap tanggal 8 Maret, diperingati hari perempuan internasional yang diawali pada tahun 1908. Tanggal tersebut sebagai bentuk menghormati perempuan di seluruh dunia atas pencapaian yang luar biasa. Pada massa itu, para perempuan berhasil menyuarakan kemerdekaannya atas penindasan yang menimpa dan menuntut hak kesetaraan gender. Devisi keperempuanan Rayon Matori Abdul Djalil, mengadakan acara beauty class sebagai bentuk penghormatan hari perempuan internasional pada tanggal 7 Maret 2021.

Narasumber dari Beauty Class adalah sahabati Ema Siti Rohyani demisioner pengurus KOPRI PKC PMII Jawa Tengah tahun 2019 dan sekarang beliau menjadi Star Beauty Consultant Jafra. Jika dikaitkan dengan sejarah hari perempuan internasional dengan ajang Beauty Class yang diselenggarakan memang terkesan tidak temu. Namun, ini adalah sebuah ide devisi keperempuanan rayon materi abdul djalil yang mempunyai makna bahwa perempuan bisa merdeka atas pemikirannya, merdeka atas haknya dan merdeka atas plihannya.

Dari Beauty Class yang telah terlaksana, ada banyak pelajaran yang bisa diambil tak lain adalah bagaimana pentingnya merawat Kulit wajah kita. Banyak perempuan yang bersubsidi bahwa kulit sehat adalah kulit putih. Namun sebetulnya kulit sehat adalah kulit yang tidak melulu harus putih, entah itu sawo mateng, kuning langsat, putih atau hitam sekalipun asalkan bersih dan terawat. Persepsi ini bnyak yg tdk dipahami banyak perempuan sehingga ambisi kulit putih membuat para perempuan mengesampingkan apa itu kulit sehat. Tipe kulit satu dengan yg lain tidak bisa disamaratakan. Ada yang tipe kulit berminyak, kombinasi, sensitif, dan kering. Ini juga menjadi hal penting untuk para perempuan dalam memilih skincare atau make up sekalipun.

Kenali tipe kulitmu dan pilihlan produk yg sesuai dengan kebutuhan kulitmu. Jangan teriakan iklan hingga melupakan bagaimana kondisi kulitmu. Purging memang hal yg biasa atau lumrah yang terjadi dikulit wajah untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di kulit wajah. Memang harus sabar dalam menghadapi purging, banyak perempuan yang tidak sabar dengan purging akibatnya setengah perjalan mereka memutuskan berhenti. Padahal hasil dari purging sendiri dapat menjadikan kulit sehat, girls bersabarlah ketika menjumpai masa purging.

Jahatnya paparan sinar matahari, polusi, dan lain-lain menjadikan wajah breakout dan muali muncul bintik-bintik hitam, kerutan sehingga minimal dalam sebulan sekali dianjurkan untuk facial baik itu facial sendiri dirumah atau di salon. Pencerah yang baik dan sehat ada tiga yaitu niacinamid, hydraluronic acid , Sewheed. Jadi pastikan dalam pemilihan produk perhatikan Ingredient nya ya girls. Cintai dirimu dan jangan insecure. Semoga bermanfaat dan Salam Pergerakan

Penulis
Dewi dan Hana, Dev. Keperempuanan

Sabtu, 06 Maret 2021

Yang Mana?



Gambar: Pilar Pertanian

Yang mana?
Gelap gulita,
Tak ada cahaya,
Dingin,
Tak ada panas,
Kosong,
Tak ada isi,
Hampa,
Tak ada udara,
Hening,
Tak ada suara,
Kau mau jadi yang mana?
Manusia
Egois,
Sungguh egois, 
Sangat egois, 
Dasar manusia, 
Makhluk bungsu, 
Tak tau malu, 
Tak punya sopan santun,
Tak mengerti cara menghormati, 
Ingin menang sendiri, 
Sangat serakah, 
Ha ha, manusia.. Manusia.. 

Dimana? 
Dimana kita sekarang ini? 
Disurgakah? 
Atau dineraka? 
Katanya ini adalah surga, 
Tapi apa didalamnya, 
Neraka yang berkobar, 
Membakar buruh, 
Membakar petani, 
Membakar rakyat, 
Semua dilahap, 
Kecuali hanya orang yang beruang, 


Penulis: Taufik Arif Amirudin

Lentera Pergerakan



Kontributor gambar: Suratno

Kususun hati yang rapuh karena kebimbangan
Kutata berbagai asumsi pemikiran
Keras bukan main sebuah arti pergerakan
Yang katanya penuh harapan

Api kecil membakar sang lentera
Menyudutkan semangat bak perwira
Mengukuhkan jiwa kasatria
Menorehkan asa yang tak mampu lagi bersuara

Kini langkahku harus kutatih
Agar aku tak lagi beralih
Ku dekte satu persatu dengan gigih
Agar aku tak lagi berdalih

Ragaku kini telah menyatu dengan pergerakanku
Mundurku adalah penghianatanku
Tetap bertahan adalah solidaritasku
Salam Pergerakan wahai sahabatku

FILOSOFI LOGO PKD 2021 MAD



Logo Pelatihan Kader Dasar

BENTUK :
1. Masjid : Menandakan keimanan dan ketakwaan kader

2. Dua buku di bawah masjid : Melambangkan Kader yang berwawasan
- Buku kecil : menandakan MAPABA
- Buku Besar : menandakan PKD

3. Anak panah berjumlah 8 : Melambangkan jumlah jurusan yang ada di FTIK
Anak panah saling berhadapan : Melambangkan adanya dialektika antar kader FTIK

4. Perisai berwarna hijau : Melambangkan komitmen pada Aswaja an- Nahdliyah

WARNA :
1. Masjid berwarna orange : berarti kecerahan hati dengan iman dan takwa

2. Dua buku di bawah
- Buku kecil berwarna orange berarti tahap mengenal
- Buku besar berwarna biru berarti tahap mendalami

3. Anak panah berwarna biru berarti ketinggian dialektika antar kader

4. Perisai berwarna hijau berarti kesuburan dalam menjalankan komitmen pada Aswaja

Penulis: Sahabat Vivi Utami

PMII KOTA SALATIGA, KOMISARIAT DJOKO TINGKIR, RAYON MATORI ABDUL DJALIL (MAD) GELAR DOA BERSAMA BAGI KORBAN LAKA DI EXIT TOL BAWEN

Ahad (24/09/2023) pukul 13.00 Rayon Matori Abdul Djalil (MAD) menggelar doa bersama atas musibah yang menimpa korban pada Laka Exit Tol Bawe...